Menelisik Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Siswa
Sekolah dan Guru sangat berperan penting dalam memberikan peluang, dan kemungkinan yang beragam untuk membantu anak-anak belajar tentang diri mereka (siswa) dan dunia. Pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan kesehatan mental dan kebahagiaan anak. Sekolah perlu mempromosikan kesadaran pentingnya kesehatan mental anak-anak serta dapat memberikan bantuan ketika masalah kesehatan muncul pada anak-anak. Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Prodi Psikologi, Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII), Hj. Ratna Syifa’a Rachmahana, S.Psi., M.Si., Psikolog pada kegiatan mini seminar Musyawarah Guru Bimbingan Karir Madrasah Aliyah se-Daerah Istimewa Yogyakarta bertema Student Well Being (kesejahteraan anak didik/siswa) yang difasilitasi oleh FPSB UII, Kamis, 14 Safar 1445 H/31 Agustus 2023.
Lebih jauh Ratna Syifa’a Rachmahana menjelaskan peran penting sekolah bagi anak-anak/siswa, menjelaskan fakta-fakta mendasar yang berpotensi mengakibatkan timbulnya permasalahan pada siswa, serta faktor-faktor atau aspek psikologis yang berkait erat dengan kesehatan mental dan kesejahteraan siswa. Khusus untuk aspek psikologis kesejahteraan siswa (student well being) menurutnya terdiri atas aspek penerimaan diri, aspek kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain, aspek kemandirian, aspek penguasaan terhadap lingkunga sekitar serta aspek tujuan hidup.
Aspek penerimaan diri siswa bisa dibangun dengan mengajarkan rasa syukur atas kondisi yang dimiliki (termasuk kondisi orangtua), mengajak siswa untuk bisa menjaga, memperbaiki dan merawat diri, mengajak siswa mengetahui kelebihan diri untuk disyukuri dan dikembangkan, serta mengajak siswa untuk mengetahui kelemahan diri sebagai bahan evaluasi dan diatasi.
Aspek kemampuan membangun hubungan positif bisa dilakukan dengan mengajak siswa untuk menjalin hubungan yang baik dengan teman, dengan guru dan dengan orangtua. Aspek kemandirian bisa dilakukan dengan mengajarkan siswa percaya pada diri sendiri dalam mengerjakan tugas individu, mengajarkan siswa untuk tidak mudah bergantung pada teman dalam urusan apapun, memberikan latihan tegas dan mantap dalam pengambil keputusan, mengajarkan siswa untuk tidak mudah ikut-ikutan teman serta mengajarkan siswa untuk memiliki prinsip dan pendirian yang kuat.
Untuk aspek penguasaan terhadap lingkungan dilakukan dengan mengajarkan anak untuk menciptakan kondisi belajar yang tetap nyaman, mengajarkan untuk mudah beradaptasi dengan lingkungan baru (suhu ruang, udara, kebersihan, kebisingan dll), serta mengajarkan siswa agar tidak mudah terganggu dengan lingkungan.
Sedangkan aspek tujuan hidup bisa diajarkan kepada siswa untuk berani memiliki impian, menetapkan tujuan ke depan, menentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang serta membangun sikap, perilaku, pikiran maupun perasaan anak untuk fokus pada tujuan yang ingin dicapai tersebut
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!